Ini pelajaran berharga buatku, baik untuk kita sebagai calon orangtua, calon ibu dan ayah.
Siang itu di sebuah masjid seusai solat zuhur, aku dengan seorang temanku bercakap-cakap sambil melepas penat sementara sebelum melanjutkan aktivitasku siang itu. Tiba-tiba seorang wanita seusia ibuku menghampiri aku dan temanku. Kebetulan hanya kami bertiga di dalam masjid itu. Sebut saja Tante nina. Tiba-tiba ia ikut serta dalam pembicaraan kami.
Tante nina :"Mbak, habis ini masuk kuliah lagi?"
Aku dan Temanku :"iya tante,:)"
Kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan ringan lainnya.
Tante nina : "Mbak-mbak ni udah nikah?"
Aku : "belum tante, kuliah aja belom lulus. hehehe"
Aku : "Tante anaknya dah berapa?"(*hanya sebagai basa-basi pada awalnya)
Tante nina : dengan mimik wajah berubah sedia ia menjawab "Belum punya, mbak"
(uups.. aku merasa bersalah bertanya seperti itu, tapi tidak lama kemudian Tante nina mulai bicara lagi)
Tante nina : "Sedih saya mba, saya udah 25 tahun menikah, tapi saya belum juga dikaruniai anak satupun.."
(diam sejenak, kami terus mendengarkan)
"Padahal sudah banyak cara saya dan suami mencoba tapi belum juga dikasih Allah, sedangkan saya khawatir masa menopause saya kira kira 5 tahun lagi (well, 5 tahun itu waktu yang sangat singkat untuk berusaha)"
"makanya saya suka sedih banget klo adik² saya (anyway, adik²nya ada 2 perempuan semua) suka marah-marahin anak²nya."
Kami terus mendengarkan..
" Saya sedih mbak, sampai setiap malam saya nangis takut kalo² suami saya berpaling dengan orang lain, karena saya ga bisa kasih dia keturunan"
Temanku bertanya kemudian
"Memang tante ga coba periksakan, kata dokter apa bu?"
Aku menambahkan,
"iya, bu.. Spertinya dari kasat mata tante bugar banget"
Tante ninapun menjawab,
"Sudah berulangkali ke dokter tapi belum juga berhasil, kami udah memeriksakan kami berdua.Tapi jawaban dokter manapun tetap sama, bahwa aku dan suamiku tidak mandul. Hanya saja ada kelainan di saluran rahim saya"
"Kami sudah melakukan berbagai macam terapi selama 25 tahun, dan hasilnya tetap nihil."
"Saya ga bisa berhenti mikirin hal ini setiap waktu, karena sedih sekali ketika keluarga suamiku kadang menyinggung perasaanku"
"Setiap malam saya dan suami berusaha dengan sungguh², agar saya positif, hingga badan saya sakit, 3 hari kemudian saya selalu beli test alat kehamilan dan berharap ada garis 2 berwarna merah"
"tapi, kembali lagi saya harus kecewa. Suami selalu menegarkan saya ketika saya mulai putus asa dan frustasi dengan memberikan semangat dan sayapun mulai bersemangat lagi"
"sampai pada suatu malam, saya tidak lagi bersemangat, karena sudah berpuluh² kali saya kecewa dengan hasil usaha kami, dan saya mengutarakan perasaan saya kepada suami,("pak, kalo selamanya saya ga akan pernah menjadi seorang ibu, apakah bapak akan tetap mencintai saya dan bersama saya?"... jawab bapak:"tentulah ibu, kenapa ibu berkata seperti itu, apapun keadaanya bapak selalu cinta sama ibu. ini hanya ujian dari Tuhan, sampai mana kita dapat memaknai hidup dengan senantiasa ikhtiar, sabar, dan tawakkal")"
("Pak, klo bapak mau cari istri lagi, saya ikhlas",Jawab bapak:"masyaAllah ibu , nggak bu, bapak ngga kepikiran sampe situ, bapak sayang sama ibu")
"saya menangis penuh haru di hadapan bapak. Subhanallah saya memiliki suami yang setia dan menerima apa kekurangan saya"
"Sekarang saya hanya pasrah saja mbak, sama yang di atas, dan untuk menjadi seorang ibu, itu hanya mimpi..."
"Meski suami saya terus menyemangati saya"
Subhanallah......................
Cinta seorang suami yang begitu besar kepada istrinya, bahkan menerima kekurangan istrinya yang takkan pernah memberikan anak-anak yang lucu untuknya.
Pelajaran pertama yang kuambil adalah kesetiaan, menerima apa adanya, dan cinta sejati. Itu sangat penting dalam keutuhan rumah-tangga. Bagaimanapun keadaan pasangan kita, seburuk apapun, ingat kita telah mengukir janji di Hadapan yang Maha Kuasa, kita telah berjanji menjaga pasangan kita seumur hidup. Cintailah ia dalam suka dan duka.
Pelajaran kedua, Subhanallah mereka yang diberi ujian begitu berat tiada pernah berputus asa, selalu ingat kepada Allah, dan senantiasa bertawakal.
Pelajaran ketiga, Seorang anak merupakan anugerah terindah dalam hidup kita. Dan kelak ketika kita menjadi orangtua, janganlah sia-siakan mereka.
Pelajaran keempat, Begitu berartinya kita menjadi anak dari orangtua kita, begitu besar kasih sayangnya, dan tentulah kita harus senantiasa menyayangi mereka, seburuk apapun orangtua di mata kita, mereka tetap orang tua kita.
Pelajaran kelima, Kesabaran itu tiada berbatas..subhanallah
Mudah-mudahan Allah menganugerahkan kita semua dengan anak-anak yang soleh solehah, dan Jadikan kita semua sebgai para orangtua yang baik, yang dapat menjaga mereka. Karena mereka semua adalah titipan illahi
Semoga bermanfaat ! :)